Senin, 21 November 2011

Pengalih Masalah Batin : FOKUS

Sesuatu yang dianggap masalah batin bisa lenyap gitu aja dengan beberapa tahap pelenyapan:

  1. Ngedumel: Kenapa mesti begini? Apa yang salah? Dan sederet pertanyaan keluhan lainnya
  2. Masuk kamar, naik tempat tidur, berusaha tidur
  3. Renungan miris karena dapet masalah itu. Terkadang mulut mau membuka lebar buat teriak. Tapi, inget salah satu hadits (Alhamdulillah. hehe), kalau lagi marah, baca "audzubillahi minasy syaithanir rajiim." Insya Allah marah mereda, setannya pergi. Kalau belum mempan juga, ambil wudhu, kata salah satu guru di sekolah dulu.
  4. Tarik napas untuk bisa berpikir jernih
  5. Inilah klimaksnya. FOKUS! Apa sebetulnya yang lagi dipengenin.
  6. Lenyaplah masalah yang ada
Fokus ternyata bisa ngendaliin perasaan hati yang berlebih dalam menyikapi masalah. Fokus sama tujuan yang ada, bisa bikin lupa sama masalah yang ada. Intinya, inget aja fokus kita apa, kalau perlu ditanam di pikiran kita sedalam-dalamnya tapi masih dalam jangkauan.

Sebetulnya, Allah nggak bakal nguji hamba-Nya melewati batas kemampuannya, tapi ya namanya juga manusia, suka khilaf, ingetnya belakangan. ngedumelnya duluan. hehehe

Minggu, 13 November 2011

Terima Kasih Untuk Lima Waktu-Nya

Tulisan minggu ini jauh beda dari sebelumnya, yang biasanya tentang opini, kritikan, dll. Tulisan kali ini cuma sekilas tentang satu hal yang mungkin jarang disadarin dan mungkin cuma sekadar ditunaikan aja, tapi dari hal ini, semua kenyataan dan masalah jadi tampak nyata. Setiap renungan yang ada pun bukan hanya renungan kosong, tapi ada solusinya.    
     Aku bersyukur ada SHALAT yang WAJIB ditunaikan
     Bersyukur ada waktu ISTIRAHAT
     Bersyukur dapat MELUPAKAN sejenak semua masalah yang ada
     Bersyukur selalu ada tempat untuk MENGADU
     Bersyukur selalu ada tempat untuk MEMINTA
     Bersyukur ada LIMA waktu itu
     Bersyukur semua itu diatur dengan DISIPLIN untuk mendisiplinkan
     Bersyukur hingga saat ini MASIH dapat merasakan lima waktu itu 

Sabtu, 05 November 2011

Mana Perilaku Syariahmu?

     Udah tiga dosen yang berpesan bahwa mahasiswa Ekonomi Syariah harus berperilaku syariah juga, kami harus berbeda. Untuk mengubah suatu kebiasaan mau itu buruk atau baik, sama susahnya. Butuh niat dan kesadaran dari masing-masing individu.
     "Kalian udah dewasa, seharusnya sudah tahu bagaimana seharusnya berperilaku," ujar salah satu dosen. Dewasa? Mungkin banyak yang belum tahu dirinya itu udah dewasa atau belum, kapan harus jadi dewasa. Timbul banyak pertanyaan. Dewasa itu proses atau pilihan? Aku bukan ngomongin dewasa dari segi fisik, tapi dari segi sikap dan pemikiran. Kalau yang aku rasain, dewasa itu proses dengan pilihan. Dari kecil sampai sekarang, udah banyak proses hidup yang dilalui, dari tiap proses pasti ada pilihan, ya pilihannya antara bersikap kayak anak kecil yang biasanya lebih ke nerima aja atau bersikap dewasa. Sekali lagi, ini nggak ada hubungannya sama umur atau fisik.
     Waktu kelasku berisik, ada dosen yang tegas banget, tapi ada juga yang terlalu baik. Malu juga kalau dosen sampai nanya di mana perilaku syariah mahasiswanya. Aku juga cuma bisa bergumam. Mau gimana lagi, masing-masing orang udah punya kebiasaan masing-masing, walaupun masing-masing orang juga butuh dihormati.