Sabtu, 10 Desember 2011

lemah untuk KUAT

Tulisan ini terinspirasi dari seorang sahabatku (yang diciptakan sebagai wanita) yang menuangkan isi hatinya lewat tulisan dan tangisan. Ia selalu terlihat riang di luar, tetapi nyatanya diliputi rasa sedih. Membaca tulisannya membuatku termenung sejenak dan menyimpulkan, wanita memang sosok yang tak terduga karena sensitivitasnya. Seperti yang dipaparkan Ummu Aulia dalam bukunya '7 Keajaiban Wanita', semua orang tahu wanita, tetapi tidak semua orang mengerti wanita.
Musang bisa berpura-pura mati saat dia merasa ada ancaman musuh. Wanita juga pintar berpura-pura. Ia pintar menyembunyikan perasaan di depan orang-orang yang ia mau, supaya orang itu tidak tahu bahwa ia sedang ada di titik kelemahannya.
     Waktu TPB, temen sekamarku Icot, bawa novel Let Go karangan Windhy Puspitadewi. Dia langsung nyerocos ngomongin salah satu tulisan di buku itu yang menurutnya bener-bener 'menyentuh hati'.
Ketika wanita menangis, itu bukan berarti dia sedang mengeluarkan senjata terampuhnya, melainkan senjata terakhirnya
Ketika wanita menangis, bukan berarti dia tidak berusaha menahan, melainkan karena pertahanannya sudah tidak mampu membendung air matanya
Ketika wanita menangis, itu bukan karena dia ingin terlihat lemah, melainkan karena dia sudah tidak sanggup berpura-pura kuat
Awalnya, aku ngerasa dari kalimat ini, seolah-olah wanita terlihat lemah banget. 'Kelemahan' yang terlihat itu sebetulnya adalah kekuatan. Wanita diciptakan bukan untuk menjadi sosok yang lemah, melainkan sosok yang kuat melebihi kaum laki-laki.

Dari buku '7 Keajaiban Wanita' Ummu Aulia:

     Alkisah.Tuhan memerlukan waktu yang cukup untuk menciptakan wanita. Padahal bisa saja Allah menyatakan "Kun, Fayakun", jadilah, maka jadi. Tetapi Allah Maha Bijaksana, memberikan pelajaran dan pengajaran kepada manusia bahwa apapun yang hendak dibuat harus tersedia waktu yang cukup dan perlu proses.
     Malaikat menghadap Allah dan bertanya : "Ya Allah, mengapa Engakau memerlukan waktu untuk menciptakan wanita ini?"
     Allah menjawab : "Apakah kamu memperhatikan seluruh keistimewaan dan seluruh sifat yang ada pada ciptaan-Ku ini? Ciptaan ini harus memiliki lebih dari 200 organ yang selalu bergerak agar bisa menjalankan semua tugasnya. Ciptaan ini kelak harus mampu membuat enak segala macam makanan yang dihidangkan. Dia harus kuat mengandung anak dan sanggup melahirkan berkali-kali. Dia harus memberikan cinta yang bisa menyembuhkan rasa sakit, walau dia sendiri merasakan sakit. Dia harus bisa melakukan segala sesuatu hanya dengan dua tangannya."
     Malaikat terkejut dan berkata : "Hanya dengan dua tangan, dua tangan! Ini adalah hal yang mustahil."
     Allah terus melanjutkan ciptaan-Nya, lalu kepada malaikat, Allah berfirman : "Tunggulah sampai besok, Aku akan menyelesaikan semuanya. Tunggulah sebentar! Ciptaan ini akan segera selesai. Dia ini akan selalu dekat dengan Aku. Dia bisa menyembuhkan dirinya saat jatuh sakit. Dia bisa bekerja sepanjang hari dan malam."
     Malaikat mendekati wanita yang sudah tercipta dan memegangnya, lalu bertanya kepada Allah: "Tuhan, Engkau jadikan wanita ini sangat lembut!"
     Allah menjawab: "Ya, sesungguhnya dia sangat lembut, tetapi Aku jadikan dia sangat kuat. Kamu tidak bisa menggambarkan sampai dimana kekuatannya, dia mampu menanggung beban dan menahan diri untuk bersabar."
     Malaikat bertanya: "Apakah dia bisa berpikir?"
     Allah menjawab : "Tidak hanya berpikir, dia pandai mengambil hati dan pandai berbicara, dia bisa berdialog dan juga bisa berdebat."
     Malaikat memegang pipi wanita itu dan merasa asing, kemudian bertanya kepada Allah: "Tuhan, mengapa pipinya ranum berkilau?"
     Allah menjawab: "Itu bukan semata ranum dan berkilau. Di situ tersimpan air mata, dan disitu terletak banyak beban berat."
     Malaikat bertanya : "Kenapa mengalirkan air mata?"
     Allah menjawab : "Air mata adalah satu-satunya cara melepaskan beban. Mengalirnya air mata adalah cara untuk mengungkapkan kesedihan, ketidaksenangan, pengaduan, kekecewaan, cinta, kebencian, kerinduan, kesendirian, kebahagian, dan segala macam rasa yang ada dalam dirinya."
Air mata yang sering diibaratkan sebagai kelemahan wanita, sesungguhnya lebih berharga dari foto atau lukisan apapun karena lewatnya lah perasaan apapun bisa terwakili

Tidak ada komentar:

Posting Komentar