Rabu, 31 Oktober 2012

Dahlan-Jokowi Berbagi Tempat


Buku-buku Dahlan dan Jokowi di toko buku kawasan Bintaro

Dua sosok yang saat ini berbagi tempat di media, Dahlan dan Jokowi, entah siapa yang berbagi tempat dengan siapa. Nama keduanya mulai susul-menyusul di pemberitaan media online, elektronik, maupun cetak. Headline salah satu harian nasional bahkan editorialnya bergantian membahas Dahlan dan Jokowi. Pembahasannya tak lain tentang kepemimpinan Jokowi maupun Hubungan DPR vs Dahlan yang memanas. Tak hanya itu, keduanya bahkan berbagi tempat di toko buku.

Dahlan Iskan dikenal masyarakat Indonesia sebagai sosok pejabat negara yang me-rakyat. Turun langsung ke jalan memantau kondisi rakyat, suka menggunakan transportasi umum, layaknya rakyat sipil pada umumnya, bahkan tak tanggung-tanggung membersihkan WC terminal bandara Soetta (entah ini kategori me-rakyat yang mana). Ia dikenal lewat apa? Ya, media. Media tak pernah ketinggalan langkah merekam aksi Dahlan. Rakyat sudah tak asing lagi dengan sosok Dahlan yang berseliweran di berbagai bentuk media. Baru-baru ini dan masih berlanjut hingga saat ini,  Dahlan menyalakan kompor DPR. Tegas ia berkata bahwa ada oknum DPR yang meminta upeti ke pegawai BUMN. Hal ini lantas menambah daftar permasalahannya dengan DPR. Sebelumnya, Dahlan tidak memenuhi panggilan rapat dengan anggota DPR mengenai dugaan inefisiensi  biaya di PLN.

Sosok Jokowi sebelum maupun setelah dilantik menjadi Gubernur DKI Jakarta membawa daya tarik tersendiri bagi masyarakat, khususnya warga Jakarta. Ada yang tertarik untuk mendukungnya menjadi gubernur selanjutnya, ada pula yang tertarik untuk memperdebatkan calon pendampingnya. Wagub Jakarta terpilih, Ahok yang berasal dari non-Islam, menjadi perdebatan banyak tokoh agama perihal dampak kepemimpinan orang non-Islam terhadap mayoritas Islam. Seiring berjalannya perdebatan di kalangan tokoh agama hingga majelis-majelis lingkup kelurahan, pilgub yang digelar memenangkan Jokowi-Ahok menjadi gubernur dan wagub. Gawainya sebagai gubernur langsung ditunjukkannya sehari setelah pelantikannya. Sidak dan pemantauan ke lokasi-lokasi yang dianggapnya perlu mendapat perhatian khusus dan perbaikan mulai didatanginya

Minggu, 03 Juni 2012

Selamaaaat ! :D

Tiga karya yang menduduki chart paling atas hingga hari ini :D
(telah lulus sensor. haha)
Selamat ya buat tiga orang ini :) (nama disamarkan)

00.34 WIB, Dari: yang melulu satu sekolah sama '****i' dari TK sampe SMA
 bzzzzt, nanaaaa! eh, na, udah tidur belom? sadar g sih, na, lo ulang tahun, naaa. subhanallaaah. selamat ulang tahun,nanaaaa! aku doakan nana semoga panjang umur, sehat selalu, banyak rezeki, tambah cantik, baik, sholehah, disayang semua orang, dimudahkan, dilancarkan segala urusan nana, diwujudkan cita2 & keinginan nana, bahagia & sukses dunia sama akhirat nana. amin allahumma amin, ya rabbal alamin, ya mujibassailiin. selamat yak, nanaaa! ..... have a nice day & night yak, naaa. love you & miss you fuuull banget, naa! :')
 05.45 WIB, Dari: Kiting, yang takut dideketin cewek pas TK
Happy birthday kakak, semoga panjang umur, makin disayang orang tua, jadi kakak yg paling baik buat aku. amiin :)
30 Mei, Dari: yang suka nyomblangin orang
NANA! Aku Khilaf.... Maafkan aku, liburan membuat lupa hari dan tanggal hweeee.. HAPPY BELATED BIRTHDAY NANA! Semoga lo menjadi wanita yg lebih baik baik, sholehah, membanggakan keluarga, menemukan jodoh yang baik, mendapat rezeki yg berlimpah, sukses jurnalistiknya, sehat ga kerempeng, trus sukses kuliaaaaah aamiin! Semoga semakin supel dan aktif hihi, semoga lo memaafkan kesalahan gue aaaaa :'(
Buat ketiga karya ini, terima kasih banyaaaaak! Semoga terkabul ya. amin ya rabbal alamin. Ditunggu karya selanjutnya tahun depan :D

Charger Ori itu Mahal


Kamu nggak perlu terbuka sama siapapun, cukuplah terbuka sama yang kamu percayai dan kamu mau. Mungkin buat kamu --> Allah, orang tua, dan sahabat.
Ibumu jadi andalan anak-anaknya buat menuangkan semua momen yang terekam di otak selama 1 hari atau bahkan seminggu. Secapek apapun kamu, kalo udah ke rumah dan liat ibu atau telepon ibu, rasanya kayak liat buku harian yang suka kamu tulis-tulis pas SD. Serbuuuu. hahaha. Agaknya mau invasi ibu sendiri. Entah ibu nanggepin atau nggak omongan kamu, yang penting kamu berhasil nyerocos panjang lebar tanpa alur. Alurnya campuran kayaknya, kalo boleh dibilang gitu. Ibu nggak perlu nanya apa-apa lagi, dia langsung tau semua tentang kamu. Emang sih terlalu pede hingga sesuatu yang mungkin ibu nggak perlu tau, kamu kasih tau juga. Bukan salah bunda mengandung, kalo anaknya emang terlalu cerewet.
Sebelum ke ibu, P3K kamu yang paling ampuh itu sahabat. Ada yang dekat, ada yang nun jauh di sana nun dekat di inbox.
Nyari orang yang bener-bener klop di saat apapun itu susah, tapi kamu masih punya sahabat sma yang udah ngerti kamu luar dalem. Sahabat yang paling deket sama kamu sebelum kamu masuk ke dunia perkuliahan.
Kamu juga ngerti lah kalo dia belum bales sms karena masih praktikum, kamu juga pernah gitu kan. Tapi, senggaknya sms dari dia yang cuma beberapa kali itu bener-bener bisa bikin kamu ketawa sampe nangis, nangis karena smsnya sangat menghibur dan karena kangen. haha. Hiperbola. Kamu nggak nemuin lagi sms yang rasanya seperti teror atau kata-kata semangat tanpa nyawa. Yang kamu temuin adalah kata-kata yang tulus, ceria, penuh semangat, keluh kesah, dan tanpa kehilangan 'haha' 'hehe' 'huhu' 'hihi', satu lagi tanpa peduli jumlah karakter dan dengan proses 'updating message' ataupun 'sometext missing'. Kamu juga dengan penuh semangat menceritakan apapun tanpa ditanya. Kamu bisa nangis, ketawa, atau pura-pura marah / ngambek sama dia. Kamu bisa dengan mudahnya ditebak mood-nya. Ya mungkin itu minusnya, kalo kamu ternyata nggak mau ketebak.
Coba deh tengok sahabatmu itu, jaga komunikasi sama dia kapan pun kayak kamu jaga komunikasi sama orang tua. Dia itu charger yang selalu kamu bawa di saat baterai habis atau masih penuh. Dan charger yang original/asli itu mahal.

#buatyangmerasacocokaja

Setengah Rasa Kiwi

Akhirnya mood ini balik lagi. hip hip horeeey!!! :D
Proyek liburan kali ini adalah tulis tulis tulis tulis tulis. Sengaja nggak mau ikut mpd mpf. hehe. maaf ya yanti (tapi udah dapet sekretaris kan :D)
Malem ini nemuin satu hal lagi soal 'aku dan kosong' yg kemarin. Aku emang 'baru' suka sama tantangan jadi reporter tapi 'belum' mencapai titik suka nulis beritanya. hehehe. reporter setengah doang emang. semoga bisa penuh ya tahun ini.
Aku masih lebih tertarik ke karya fiksi, imajinatif, dkk. Mungkin karena di sana pun aku belum maksimal dan butuh banyaaaaak belajar.
Itu emang cita-cita yang aku bawa dari SD sampe sekarang, jadi penulis. Cuma seiring berjalannya waktu dan umur, cita-cita itu jadi bercabang. Aku suka, walaupun terkadang bingung. haha
Umur yang udah belok depannya ini belum bisa fokus juga maunya apa. Masih aja egois sama yang dia mau sesuka hati. Belum lagi ibu selalu dukung. hehe. Gimana nggak makin seneng coba.
Yang bisa ngingetin cuma adek, inget na, lo itu anak sulung. Inget tanggung jawab anak sulung.

Buat si Kiting yang Kaku

Adek baru aja pengumuman lulus UAN SMP. Nilainya kalo menurut aku pribadi, udah bagus karena jujur aja aku agak pesimis sama nilainya. hehehe. maaf ya dek.
Nilai emang selalu jadi parameter kelulusan entah dari kapan. Bukan cuma sekolah yang mendewa-dewakan nilai kelulusan, bahkan keluargaku juga. Wajar sebetulnya karena nilai itu yang nentuin bakal masuk ke sekolah mana, dll. Tapi sadar atau pura-pura nggak sadar, nilai itu nggak akan berubah, sampe kapan juga cuma angka. Buat nilai, jujur aja sampe digadaiin.
Mungkin adek emang nggak tau dan semoga nggak tau, seolah ada tuntutan untuk memberi yang terbaik versi beberapa orang. Dan tuntutan itu mutlak buat adek.
Apa pertimbangan itu juga udah mempertimbangkan yang bocor di luar sana? Kebocoran itu ditambel sama sesuatu yang bagus
Udah mempertimbangkan gimana susahnya memperjuangkan kejujuran dan harus bersaing dengan kebohongan massal?
Tapi coba bayangin,
Gimana rasanya ada kepuasan & kelegaan ketika kita dapetin nilai dengan jerih payah kita sendiri?
Gimana rasanya ketika kita bener-bener merasa 'ini loh tempat gue' tanpa harus ngerasa tertekan sama tuntutan nilai di sekolah baru itu?

Karena tekanan itu bakal ada kalo kompetensi kita 'seharusnya' bukan untuk di sekolah itu.

intermezo...
Satu doa paling berkesan (datengnya dari dia-yang-kaku, baca:adek) buat si kepala dua ini,
..... jadi kakak yg paling baik buat aku. amiin :)

Aku nggak tau udah ngasih apa selama ini buat memenuhi kriteria itu. Aku cuma pemain di belakang layar.
Aku juga punya harapan, dia-yang-kaku itu bisa ngomong 'ini loh tempat gue'.

Selasa, 27 Maret 2012

Aku dan Kosong

Kira-kira dua minggu lalu, aku merasa kosong.
Aku lagi-lagi mengumpat pada diriku sendiri. Itu sudah yang kedua kalinya, sejak aku juga mengumpat diriku atau entah siapa lagi saat forum bendahara.
Entah jenuh pada rutinitas atau perasaan yang mendominasi pikiran? Egois rasanya hanya memedulikan perasaan di saat aku harus melakukan hal lain. Namun, dalam dua hari  di minggu lalu itu, sisi egois itu tetap bertahan.
Rutinitasku saat itu bukan kuliah atau mengerjakan tugas kuliah, tapi mengejar narasumber. Aku senang dengan tantangan dan menurutku itu tantangan. Tidak ada paksaan untuk melakukan itu karena aku suka.
Satu hal yang sulit saat itu, MENULIS.

Saat itu, aku mulai paham bagaimana suiltnya menyatukan kemampuan dan kesukaan.
Aku selalu bilang, aku suka menulis dan ingin menjadi penulis.
Aku suka tantangan menjadi wartawan, mengejar narasumber, bertanya pertanyaan yang mungkin bodoh atau nyeleneh. Bukan hanya wawancara, tapi harus menuliskannya.

Hari itu aku kembali memikirkan dua hal itu.
Asumsi awalku, saat aku suka aku akan terus terpacu hingga akhirnya mampu, tapi hari itu aku bukan nana.
Bukan nana yang lantang memilih dastekben walaupun biologinya c, lantang terjun ke dunia jurnalistik walaupun entah apa yang benar-benar aku pahami dari dunia itu. Dengan asumsi awal SUKA bukan MAMPU.
Ibu salah satu yang membuatku berhasil keluar di situasi itu karena beliau lah yang turut 'campur tangan' dalam elemen suka dan mampu ini. Ia yakin aku bisa kalau aku suka dan aku meyakini itu.

Satu hal lagi yang hingga kini aku yakini, kosong itu hanya ketika aku jauh dari Allah SWT. Bukan ingin menggurui atau bersikap agamis, tapi itulah yang aku rasakan saat itu. KOSONG.